Punya ipar itu ibarat main game level ekstra. Kadang asik, kadang ngeselin, kadang pengen uninstall. Tapi sayangnya, lo gak bisa “leave group” dari keluarga. Mau gak mau, suka gak suka, harus belajar komunikasi dengan ipar, apalagi kalau ipar lo punya sifat yang… yah, bikin pengen banting piring.
Entah itu tukang nyinyir, bossy, sok tahu, terlalu ikut campur, atau yang hobi banget ngadu domba. Beda tipis sama karakter antagonis sinetron jam 7 malam. Tapi jangan khawatir, lo gak sendirian. Dan bukan berarti lo harus jadi antagonis juga.
Artikel ini bakal bantu lo menemukan cara jitu buat tetap waras, tetap classy, dan tetap bisa ngejaga hubungan dengan ipar—meskipun lo tahu banget ipar menyebalkan ini bisa bikin hari-hari lo naik darah.
1. Kenali Dulu Tipe Ipar Lo
Sebelum lo bikin strategi, lo harus tahu dulu lo lagi berhadapan sama tipe ipar yang mana. Biasanya sih, ada beberapa jenis:
- Ipar Tukang Nyindir: apa-apa harus dibungkus kode
- Ipar Overprotective: ngerasa paling tau soal keluarga lo
- Ipar Tukang Banding-bandingin: selalu ngebandingin lo sama mantan pasangan, ipar lain, atau siapapun
- Ipar Suka Campur Tangan: semua keputusan rumah tangga lo, dia mau ikut masuk
Setiap tipe butuh pendekatan yang beda dalam komunikasi dengan ipar. Jadi gak bisa asal hadapin semuanya dengan gaya frontal.
2. Jangan Langsung Ambil Hati
Kunci pertama: mental baja. Kalau lo terlalu baper, lo bakal capek sendiri. Ingat, gak semua komentar mereka layak lo masukin ke hati. Kadang, mereka cuma asal ngomong, atau malah sebenernya insecure.
Tips:
- Dengerin, tapi saring
- Senyumin, tapi jangan reaktif
- Diamin, tapi tetap sadar konteks
Dengan begitu, lo bisa kendaliin situasi tanpa harus kejebak emosi.
3. Komunikasi = Bukan Balas Dendam
Komunikasi dengan ipar yang ngeselin bukan berarti lo harus ngebales dengan sikap yang sama. Lo bisa tegas tanpa jadi toxic. Lo bisa sarkas elegan tanpa jadi jahat.
Contoh:
- “Makasih banget udah perhatian. Tapi untuk keputusan ini, aku dan pasangan udah sepakat.”
- “Wah, pendapat kamu menarik. Tapi kami lebih nyaman begini.”
Jawaban kayak gitu tuh lebih tajem daripada debat adu mulut.
4. Libatkan Pasangan, Tapi Jangan Ngedumelin
Kalau ipar lo udah kelewatan, lo boleh banget ngomong ke pasangan. Tapi bukan buat ngeluh doang, melainkan ngajak nyari solusi.
Sampaikan dengan cara:
- “Aku agak gak nyaman waktu dia ngomong gitu. Menurut kamu gimana?”
- “Kamu bisa bantu aku jelasin ke dia gak? Biar gak salah paham.”
Cara hadapi ipar gak harus lo tanggung sendiri. Pasangan lo harus ikut backup juga.
5. Bikin Batas Tanpa Drama
Batasan itu penting. Lo harus punya area dimana ipar gak bisa masuk seenaknya. Tapi cara lo bikin batas juga harus smooth.
Misalnya:
- Tentuin topik yang gak bisa dibahas (keuangan, parenting, hubungan pribadi)
- Bikin waktu interaksi terbatas dan terarah
- Hindari share terlalu banyak info soal hidup lo
Ingat, ipar menyebalkan itu biasanya makin seneng kalau tau celah buat masukin komentar.
6. Gak Semua Obrolan Harus Direspons
Kadang yang bikin ribet itu karena lo ngerasa harus selalu jawab. Padahal, dalam beberapa kasus, diam itu emas, bahkan titanium.
Contoh:
- Ipar: “Kamu belum hamil-hamil juga ya?”
- Lo: senyum + ganti topik
Lo gak wajib jawab semua hal, apalagi yang menyerempet ranah sensitif.
7. Gunakan Bahasa Tubuh dan Nada yang Tegas
Bukan cuma isi kalimat, tapi delivery-nya juga penting. Kalau lo ngomong tegas tapi tetap kalem, efeknya bakal lebih kuat daripada teriak-teriak.
Coba:
- Pandangan mata langsung (bukan menantang, tapi yakin)
- Nada datar, gak tremor
- Kalimat pendek dan jelas
Dengan gaya kayak gini, komunikasi dengan ipar bisa tetap sopan tapi gak bikin lo diinjak.
8. Jangan Libatkan Banyak Orang
Jangan cerita ke semua anggota keluarga kalau lo gak suka ipar. Gak semua orang itu netral. Salah-salah, lo yang disalahkan karena “bikin keributan”.
Kalau perlu curhat, cari orang netral:
- Pasangan (dengan porsi cukup)
- Sahabat luar keluarga
- Konselor pernikahan (kalau udah parah banget)
Cara hadapi ipar harus disesuaikan, bukan diumbar.
9. Beri Umpan Balik dengan Gaya Kalem
Kalau suatu saat lo perlu ngasih feedback ke ipar, jangan langsung nyerang. Gunakan gaya assertive bukan agresif.
Contoh:
- “Aku tahu kamu sayang keluarga ini. Tapi aku juga pengen dihargai sebagai bagian dari keluarga.”
- “Aku ngerti maksud kamu, tapi kadang cara penyampaiannya bikin aku ngerasa ditekan.”
Ini cara halus buat bilang “Lo nyebelin,” tapi dengan gaya diplomatik.
10. Hindari Drama, Fokus ke Tujuan
Ingat, tujuan utama lo bukan “menang”, tapi bikin hubungan tetap bisa jalan. Jadi jangan gampang ke-trigger. Lo harus bisa pisahin:
- Mana yang harus ditanggapi
- Mana yang harus diabaikan
- Mana yang harus diklarifikasi
Ipar menyebalkan itu mungkin gak bisa diubah, tapi bisa diatur cara interaksinya.
11. Jangan Kepancing Adu Domba
Kadang ipar bisa banget jadi provokator. Bisa ngomporin antara lo dan pasangan, lo dan mertua, bahkan lo dan ipar lain.
Kalau lo ngerasa ada yang gak beres, lakukan:
- Klarifikasi langsung ke sumbernya
- Jangan sebar gosip balik
- Dokumentasikan kalau perlu (chat, voice note, dll)
Supaya lo gak jadi korban politik internal keluarga.
12. Ciptakan Zona Aman Buat Diri Lo Sendiri
Jangan biarkan keberadaan ipar bikin hidup lo terus stres. Lo harus punya:
- Aktivitas self-care
- Support system di luar keluarga
- Waktu pribadi buat recharge
Komunikasi dengan ipar yang sehat dimulai dari mental yang kuat.
13. Cari Titik Tengah Kalau Memungkinkan
Kalau ipar lo gak sepenuhnya toxic dan masih bisa diajak ngomong, coba bangun jembatan:
- Cari kesamaan minat
- Ajak ngobrol di waktu netral
- Ucapkan terima kasih kalau dia bantu sesuatu
Biar bagaimanapun, ipar tetap bagian dari keluarga besar lo.
14. Punya Exit Strategy Kalau Udah Toxic Banget
Kalau lo udah coba semuanya dan tetep dimusuhin, dijelek-jelekin, bahkan diintervensi terus-menerus—itu tandanya lo harus jarak.
Bukan mutusin hubungan, tapi:
- Batasi interaksi
- Hanya ngobrol hal penting
- Prioritaskan ketenangan rumah tangga lo
Cara hadapi ipar gak harus selalu damai, tapi harus sehat.
15. Inget, Ini Tentang Lo dan Pasangan, Bukan Lo dan Keluarga Mereka
Yang lo nikahin itu pasangan lo. Jadi pastikan lo dan pasangan tetap solid meski ada ipar yang ngeselin. Jangan biarkan pihak luar, termasuk keluarga, jadi sumber keretakan kalian.
Pasangan yang kompak = ipar susah buat ngeganggu.
FAQ: Cara Berkomunikasi dengan Ipar yang Menyebalkan
1. Harus gak sih gue konfrontasi langsung ipar?
Kalau lo siap secara emosional dan hubungan gak terlalu tegang, bisa. Tapi sampaikan dengan gaya tenang dan jelas. Jangan dadakan.
2. Apa pasangan gue wajib belain gue?
Wajib. Kalau lo udah diperlakukan gak adil, pasangan harus pasang badan. Tapi tetap harus diskusi dulu biar gak blunder.
3. Gimana kalau ipar gue bawa-bawa mertua?
Tetap tenang. Klarifikasi ke mertua langsung kalau ada miskomunikasi. Jangan ikutan ngomporin atau nyalahin.
4. Apa gue jahat kalau mulai jaga jarak?
Enggak. Jaga jarak itu sehat kalau dilakukan demi menjaga mental dan hubungan utama.
5. Gue udah coba baik, tapi dia tetep nyinyir. Harus gimana?
Hentikan upaya nyenengin semua orang. Fokus ke kendali diri lo. Kalau dia tetap negatif, itu masalah dia.
6. Apa hubungan ipar bisa membaik suatu hari?
Bisa. Tapi butuh waktu, kesadaran dua arah, dan interaksi yang sehat. Jangan maksa. Biarkan berjalan alami.
Penutup
Komunikasi dengan ipar itu emang tricky. Apalagi kalau iparnya punya bakat alami bikin emosi naik. Tapi lo bisa banget hadapi semuanya dengan elegan, tegas, dan tetap respek. Kuncinya? Jangan ikutan main di level mereka.
Lo gak harus disukai semua orang. Tapi lo wajib ngejaga harga diri dan kedamaian rumah tangga lo. Kalau lo udah kuat, batasan jelas, dan pasangan lo solid, ipar nyebelin pun cuma jadi background noise, bukan drama utama.